Irti Zamin, SS |
Pasaman Barat, zamiganews.com – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), diwakili Plt. Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad), Bakrizal, mengapresiasi perjuangan yayasan YPPIT ZAMIGA yang dipimpin Irti Zamin, SS dalam berupaya menggerakkan pendidikan khususnya di Koto Balingka Pasaman Barat. Sebab, dengan semangat yang tinggi, walau dengan keterbatasan dana, pesantren ZAMIGA mampu berkembang dan lebih maju. Bahkan dengan memberi keringanan bebas uang sekolah pada siswa kurang mampu dan anak yatim
"Kita pantas berbanggga dan salut bahwa jika dilihat dari perjuangan yang dilakukan Irti Zamin ini, dalam mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan islam ini, rasnya patut dijadikan contoh, sebagai motivasi dan pantas pula diberikan penghargaan, "sebut Bakrizal.
Siapa menyangka, alumnus Fakultas Sastra di Universitas Andalas (Unand), yang biasanya bergelut di bidang sastra atau dunia pers, namun semenjak tahun 2014 lalu, Irti Zamin bersama keluarga besarnya, berhasil membuat, mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan setingkat pondok pesantren, yakni Pondok Pesantren ZAMIGA.
Keluarga |
Keluarga Yayasan ZAMIGA |
Hingga saat ini, pondok pesantren yang dikelolanya, mengasuh peserta didik untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dua lembaga pendidikan yang tergabung dalam naungan Ponpes Zamiga di Parit, Kenagarian Parit, Kecamatan Parit Koto Balingka, Pasaman Barat, selalu eksis.
Keuletan, keberanian, dan ketokohan Irti Zamin bidang pendidikan di Pasaman Barat terkhusus di Kecamatan Koto Balingka, juga dibuktikan dengan semangat kebersamaan antara satu sama lainnya.
Keluarga besar dari jebolan Jurusan Sastra di Unand Padang itu, berdayakan potensi keluarga untuk mengembangkan lembaga ini dengan penuh semangat. Dalam perkembangannya, melalui kesepakatan bersama menetapan istrinya, Megawati, sebagai ketua yayasan.
Sementara itu, Irti Zamin menjelaskan, proses pembangunan dan operasional lembaga pendidikan yang mereka kelola berawal dari tingkat MTs yang dimulai semenjak tahun 2014 atau sekitar tujuh tahun silam. Sementara untuk tingkat SMK mulai dioperasionalkan semenjak tahun 2016. Saat ini terdapat dua jurusan TKJ dan TBSM.
Yang lebih menarik lagi, terangnya, lembaga pendidikan yang dikelolanya, tidak memungut biaya dari peserta didiknya, khususnya bagi yang kurang mampu dan anak yatim. Dengan persyaratan, memiliki surat keterangan kurang mampu, KIP, KPS dan rajin belajar serta disiplin.
"Sebanyak 90 persen santri ZAMIGA merupakan keluarga kurang mampu dan anak yatim. Kita membebaskan atau memberi beasiswa sehingga mereka tidak bayar uang oebangunan, uang asrama dan juga SPP, Menerut semestinya berasal dari siswa, kami tiadakan. Oleh karena itu mohon dukungan dab perhatian berbagai pihak peduli pendidikan”, jelas kepala MTs Zamiga Parit itu, menambahkan.
Lanjutnya lagi, sejak 2019, pihaknya telah membentuk LKSA/ Panti Sosial ZAMIGA khususnhya bagi santri yang muki di asrama. Dan sejak 2020 sudah ada bantuan berupa beras/ permakanan dari Dinas Sosial Provinsi. Pihak yayasan berharao bantuan donatur untuk kelancaran operasional, baik pesantren maupun LKSA ZAMIGA. (gmz/ iZ)